SPIRITUALITAS DAN PAHALA
Hari : Minggu, 15 Oktober 2017 (XVIII Set. Trinitatis)
Nas : Amsal 11 : 18
Tujuan : Supaya anak dapat ;
a. mengerti dan memahami arti dan makna PAHALA
b. memiliki sikap afektif yang benar
c. bertindak, berkreasi, berbudi pekerti dan hidup bukan untuk hal yang sia-sia.
PENJELASAN NAS
Kitab Amsal mempunyai tema besar : PERMULAAN HIKMAT DAN PENGETAHUAN ADALAH TAKUT AKAN TUHAN.
Secara khusus dalam Amsal 11:18 menekankan kehidupan yang penuh dengan berkat. syarat daripada mendapat berkat/pahala ialah orang benar. Tetapi orang fasik mendapat hukuman dan tidak mendapat berkat. Nas Amsal 11:18, orang fasik membuat laba yang sia-sia, tetapi siapa yang menabur kebenaran, mendapat pahala yang tetap. Dalam nas ini, sekali lagi kita dipertemukan kejatuhan manusia dengan fasik, Apa yang menjadi maksud pengamsal? Amsal 11:18 adalah bagian Amsal yang mengedepankan tema "BUAH PERBUATAN YANG BENAR". Pengamsal sekali lagi menegaskan pentingnya memiliki relasi dengan TUHAN sebagai landasan untuk mengalami kehidupan yang berarti (19, 20, 23, 28,29). Ada sebuah nilai kekekalan yang terkandung di balik setiap kebenaran yang diajarkan (18-19).
Satu hal menarik untuk dicermati adalah kuatnya perbandingan antara Amsal 11:16-31 dengan percakapan TUHAN YESUS dengan perempuan Samaria di dekat sumur Yaakub (YOH 4:1-42). Penulis kitab Amsal memperingatkan tentang kesia-siaan yang dialami oleh perempuan tersebut (22), dan orang-orang yang mengacaukan rumah tangganya (29 bnd. YOH. 4:16-19). Perempuan yang memberi TUHAN YESUS air minum mendapatkan 'SUMBER AIR HIDUP' (YOH. 4 : 10-15). Kemudian YESUS menegur dosa-dosanya, serta memakai dia sebagai pewarta Injil kepada orang-orang yang ada di desanya (YOH 4:28-30, 39-42). Disini terlihat bagaimana ALLAH senantiasa mengerjakan karya keselamatan bagi mereka yang membutuhkannya. Kesadaran betapa pentingnya hubungan dengan ALLAH yang membuat seseorang bertumbuh secara rohani. Pertumbuhan itu dikaitkan dengan pohon kehidupan sebagai ungkapan untuk menggambarkan mereka yang berhasil dituntun keluar dari jalan yang sesaat menuju relasi intim dengan ALLAH.
Refleksi Guru Sekolah Minggu : Guru sekolah minggu harus menjauhkan dari kefasikan.Orang fasik membuat laba yang sia-sia, tetapi siapa menabur kebenaran, mendapat pahala yang tetap. Jika kehidupan Guru Sekolah Minggu terus dalam kefasikan maka hidupnya sia-sia, tetapi jika dia meninggalkan kefasikan dan hidup dalam kebenaran maka ia akan mendapat pahala/anugerah yang tetap.
Refleksi Anak Sekolah Minggu : Anak Sekolah Minggu mampu menghindarkan diri dari kefasikan. Kefasikan adalah hal yang tidak benar, munafik dan tidak di dalam kasih. Jika adik-adik fasik, maka tidak akan mendapat berkat dan anugerah dari ALLAH.
Ayat Hafalan : "Orang benar diselamatkan dari kesukaran lalu orang fasik menggantikannya." (Amsal 11:18).
Sumber : Buku Panduan Guru Sekolah Minggu GKPI "AJARLAH MEREKA"
No comments:
Post a Comment